Mahasiswa untuk Bangsa Indonesia

Mahasiswa untuk Bangsa Indonesia
Dewasa ini keadaan bangsa kita semakin carut marut. Dari mulai politik, pendidikan dan ekonomi. Mahasiswa sebagai pilar daya saing bangsa merupakan solusi untuk meredakan kekacauan yang terjadi. Mahasiswa harus mampu menghadapi tantangan global, tidak hanya mengejar nilai akademisnya saja. Pendidikan pertama bisa dikatakan saat kita di playgroup atau taman kanak-kanak, kemudian masuk ke sekolah dasar, selanjutnya SMP, SMA dan yang terakhir adalah bangku kuliah, maka mahasiswa adalah sekolah tahap akhir untuk menuju dunia kerja.

Generasi penerus untuk menghadapi tantangan global demi bangsa ini harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Sebagai mahasiswa yang bertanggung jawab akan hal tersebut tentunya berusaha untuk menuju dunia kerja yang sukses dengan cara yang benar. Semisal untuk masuk ke dalam dunia politik, menjadi pemimpin daerah, pejabat, DPR bahkan presiden, tidak dilakukan dengan cara kotor. Meskipun salah satu anggota keluarganya sudah berada dalam posisi tersebut, tetapi jika memang mahasiswa itu tidak mampu maka tidak boleh ada campur tangan kotor untuk mewujudkannya.

Mahasiswa harus mampu menghadapi tantangan yang bersifat akademis maupun non akademis, dengan cara disiplin mengikuti jam perkuliahan dan aktif dalam beberapa organisasi dalam kampus. Antara keduanya harus balance, tidak serius di akademis saja atau hanya aktif organisasi saja, karena mahasiswa memang dipersiapkan untuk melakukan kerja nyata di lingkungan masyarakat, (1) menambahi sesuatu yang kurang, kemudian (2) mengurangi jika ada hal yang berlebihan dan (3) memperbaiki hal yang rusak.
Dapat kita ambil contoh di dalam masyarakat sekolah. Kerja nyata mahasiswa untuk masyarakat sekolah tentunya mengajar, mengeksplor pengetahuan, berbagi ilmu. Namun di samping itu jika hanya mengajar saja itu sudah hal yang biasa dilakukan. Yang bisa menjadi nilai tambah adalah mengajar yang menyenangkan, belajar sambil bermain, pembelajaran kreatif, dan lain sebagainya. Kemudian untuk kerja nyata yang kedua, mengurangi jika ada hal yang berlebihan, bisa dilihat dari kenakalan siswa. Kenakalan siswa adalah hal yang wajar, tetapi jika kenakalan tersebut sudah menjadi hal yang kriminal maka dapat diberikan bimbingan kepada siswa yang bersangkutan dan mencari faktor kejadian itu kemudian berikan solusi. Kerja nyata yang terakhir adalah memperbaiki hal yang rusak dapat diaplikasikan pada perbaikan akhlak tercela seorang guru. Banyak sekali berita yang menceritakan seorang guru mencabuli siswinya, seorang guru menghukum siswanya di luar batas, nah akhlak guru yang demikian harus diperbaiki jika perlu dihilangkan sampai ke akar-akarnya.

Posisi mahasiswa sangat penting dalam mewujudkan cita-cita nasional, berperan dan berkontribusi nyata kepada masyarakat. Bangsa Indonesia mau dibawa ke mana, jawabannya ada pada mahasiswa dan kaum muda. Mahasiswa bukan seperti sebatang lilin yang menerangi sekeliling tapi dirinya terbakar, mahasiswa harus mempertahankan idealisme agar tidak hanyut. Bukan berarti mahasiswa berperan sendirian untuk memajukan bangsa, akan tapi pihak-pihak yang lain mendorong dari belakang, memotivasi untuk jangan mudah menyerah, membantu dalam menyelesaikan problema. Dengan catatan mahasiswa tersebut tidak tertutup dengan orang-orang di sekitarnya.

Terkadang yang menjadi penghambat seseorang untuk sukses adalah pengendalian diri. Melawan rasa malas, menjaga pikiran untuk selalu positif, percaya dengan kemampuan sendiri, tidak meremehkan hal-hal kecil dan konsisten. Jadi sukses tidaknya seseorang yang menetukan adalah diri sendiri.

Sumber gambar: news.okezone.com

0 komentar:

Posting Komentar