Pendidikan Berperan Penting dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)



Sumber gambar: www.liputan6.com

Dalam rangka memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tidak dipungkiri lagi jika para guru dituntut untuk ikut serta bersaing dengan lembaga pendidikan asing dalam upaya mencetak generasi muda yang cakap dan tangguh. Untuk menghadapi MEA ini dibutuhkan peran pendidikan terutama pelaksananya yaitu guru, karena dalam pasar bebas ASEAN yang beroperasi tidak hanya barang dan jasa tetapi tenaga kerjapun turut serta. Guru memegang peran penting dalam pembentukan karakter maupun nilai akademik para anak bangsa melalui pendidikan. Jika bangsa ini tidak bisa mencetak generasi penerus yang tangguh maka yang pertama kali dimintai pertanggung jawaban atas hal tersebut tidak lain adalah seorang guru. Tidak hanya pemuda saja yang membutuhkan persiapan untuk menghadapi MEA, namun semua orang harus bersiap untuk menghadapainya dan mempunyai bekal yang cukup.
Persaingan dalam dunia pendidikan semakin ketat, maka dari itu pendidikan tidak boleh dianggap sepele guna mempersiapkan para anak bangsa yang berpotensi untuk bersaing dengan negara-negara ASEAN. Guru merupakan pahlawan yang berjuang dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi era globalisasi. Kemajuan negara juga dapat dilihat dari seberapa tinggi kualitas pendidikannya, karena jika kualitas nilai suatu bangsa menurun, maka guru yang pertama kali menjadi pusat perhatian dari faktor meningkat atau tidaknya kualitas bangsa ini.

Mengingat proses pendidikan yang semakin berkembang mengikuti perkembangan zaman di era teknologi, sangat dibutuhkan pula guru yang kreatif dan memotivasi siswa untuk belajar. Guru yang kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran akan memanfaatkan media pembelajaran. Menteri pendidikan kita, Anies Baswedan mengatakan bahwa film merupakan salah satu media efektif untuk pembelajaran, mengapa demikian, karena menurutnya film dapat mengkonstruksi imajinasi. Jadi, bagi pembuat film, jika peduli terhadap generasi penerus bangsa, diharapkan untuk tidak memproduksi film yang tidak bermanfaat, apa lagi film yang tidah seronoh. Anis Baswedan juga seorang yang mencetuskan Indonesia Mengajar ini menambahkan, bahwa sebuah film bisa membuat anak-anak mengenal tokoh-tokoh besar atau pahlawan bangsa. Alasan lain mengapa film merupakan media pembelajaran yang efektif, karena dapat menceritakan kehidupan yang panjang ke dalam waktu singkat, dan itu langsung terekam dalam otak si penonton karena memang yang difilmkan poin-poinnya saja.
“Film itu bisa menjadi memori kolektif, konsepsi kolektif sebuah bangsa, di mana kita bisa menjelaskan seperti apa keluarga yang baik, yang bisa menginspirasi dan menjadi realita. Namun, selain mendidik dan menginspirasi, film sudah selaiknya bersifat menghibur, sehingga masyarakat mau pergi bioskop untuk menontonnya”, imbuh Anis.
Film hanya salah satu dari sekian banyak media pembelajaran. Seorang guru yang baik adalah sebagai inovator pendidikan. Karya guru yang kreatif dinilai dari pelaksanaan mengajarnya, menggunakan media atau monoton seperti guru prasejarah. Media pembelajaran yang dapat digunakan bisa mengembangkan yang sudah ada atau guru dapat membuatnya sendiri. Jika ingin mengembangkan media, saat ini sudah banyak buku-buku media pembelajaran yang menarik, seperti buku Active Learning yang di dalamnya mencakup banyak sekali metode dan strategi yang dapat memotivasi siswa dalam belajar. Kemudian jika memang guru ingin menggunakan kemampuannya dalam pembuatan media, itu merupakan bentuk inovasi pendidikan juga. Karena terkadang karya sendiri memiliki kepuasan yang berbeda dibandingkan dengan menggunakan yang sudah ada.
Demikian halnya dengan pihak-pihak lain yang mendukung dalam persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN juga diharapkan mampu melakukan hal-hal yang dapat mencetak generasi muda yang tangguh. Meskipun gurulah yang paling berperan, tetapi orang tua juga harus memantau kegiatan anak di rumah.

0 komentar:

Posting Komentar