Mengembangkan ilmu dan teknologi dapat dikaji dan digali dalam al-Qur’an,
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh firman Allah SWT dalam surat al-Anbiya
ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu
guna memelihara diri dalam peperanganmu.” Dari keterangan itu jelas
sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi.
Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam
yg tangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kepeloporan dan keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan
sudah dimulai pada abad ke-7. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan
itu tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar
umat Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya.
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh
masyarakat luas dengan cara yg belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja
terdahulu. Makanan lebih nikmat dan beraneka ragam, pakaian terbuat dari bahan
yg jauh lebih baik dan halus, sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang
kecepatannya amat mengagumkan, gedung dan rumah tempat tinggal dibangun dengan
megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran
yang lebh tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebih banyak lagi.
Dampak dari kemajuan teknologi komunikasi dan teknologi informasi,
dapat dirasakan oleh pendidikan Islam. Yang notabene merupakan dasar sistem
untuk kelanjutan generasi penerus umat Islam di dunia. Adanya tuntutan
modernisasi pendidikan yang menjadi ciri zaman sekarang memiliki dimensi dan
kekuatan yang amat kuat dan dahsyat. Terjadinya evolusi semacam ini memang
dilatarbelakangi berbagai alasan, dari perkembangan ekonomi, kemajuan
teknologi, kebudayaan, sistem politik, dan teknologi komunikasi.
Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki
dampak yang positif yang bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan
pendidikan. Menurut Marwah Abu Daud potensi perubahan sosial yang mendasar terjadi
dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi. Pertama,
dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan
menerima perubahan yang baik. Kedua, dengan kemajuan teknologi
komunikasi diharapkan menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas
sosial semakin meningkat. Ketiga, dengan kemajuan teknologi komunikasi
diharapkan setiap individu memiliki SDM yang berkualitas.
Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi
sebagaimana tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi, seperti perkembangan teknologi komunikasi dan unsur
budaya lainnya akan mudah dipengaruhi oleh masyarakat.
Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi
ideologi dunia, terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan
Islam tidak terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera. Secara garis
besar tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.
Terdapatnya
kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem nilai yang telah
ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan ynag berpijak pada
materialisme dan sekulerisme.
2.
Adanya
dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa pemusatan
pengetahuan teoritis.
Bertolak dari kenyataan tersebut dalam konteks perubahan sosial ini
pendidikan Islam mempunyai misi ganda yaitu, (1) Mempersiapkan manusia muslim
untuk menghadapi perubahan yang sedang dan akan terjadi, mengendalikan dan
memanfaatkan perubahan tersebut, mepersiapakan kerangka fikiran yang
komprehensif dan dinamis bagi terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas
nilai-nilai Islam, (2) Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan
modern yang berupa depersonalisasi, frustasi, dan keterasingan umat dari dunia
modern. Kedua misi diatas mengisyaratkan tugas berat yang harus dihadapi
pendidikan Islam dalam rangka menuju perubahan umat Islam yang lebih baik, dan
diperlukan kerangka pandang yang komprehensif dan relevan dalam dalam
mengantisipasi tiap perubahan sosial sebagai kemajuam teknologi komunikasi dan
teknologi informasi.
Manusia adalah makhluk yang unik. Ia tahu bahwa ia tahu dan ia tahu
bahwa ia tidak tahu. Ia mengenal dunia sekelilingnya dan lebih dari itu ia
mengenal dirinya sendiri. Manusia memiliki akal budi, rasa, karsa, dan daya
cipta yang digunakan untuk memahami eksistensinya, dari mana sesungguhnya ia
berasal, dimana berada dan akan kemana perginya. Pertanyaan-pertanyaan selalu
muncul, akan tetapi pertanyaan itu belum pernah berhasil dijawab secara tuntas.
Manusia tetap saja diliputi ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia,
siapa saja, eksis dalam suasana yang diliputi dengan pertanyaan–pertanyaan.
Manusia eksis di dalam dan pada dunia filsafat dan filsafat hidup subur di
dalam aktualisasi manusia.
Berdasarkan rasa, karsa dan daya cipta yang dimilikinya manusia
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) termasuk didalamnya adalah
teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Namun, perkembangan teknologi
yang luar biasa menyebabkan manusia “lupa diri”. Manusia menjadi individual,
egoistik dan eksploitatif, baik terhadap diri sendiri, sesamanya,
masyarakatnya, alam lingkungannya, bahkan terhadap Tuhan Sang Penciptanya
sendiri. Karena itulah filsafat ilmu pengetahuan dihadirkan ditengah-tengah
keaneka ragaman IPTEK untuk meluruskan jalan dan menepatkan fungsinya bagi
hidup dan kehidupan manusia di dunia ini.
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan
dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi
kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Allah telah
mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling
melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi.
Agama dan Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sisi yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun
teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam
hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang
lebih maju lagi. Namun, terlepas dari semua itu, perkembangan teknologi tidak
boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama Islam. Sebagaimana adigum yang
dibangun oleh Fisikawan besar, Albert Einstin yang menyatakan, “Agama tanpa
ilmu akan pincang, sedangkan ilmu tanpa agama akan Buta”.
Untuk menghindari efek atau dampak dari perkembangan teknologi
komunikasi dan informasi, sebagai umat Islam yang bijak dan taat pada aturan
ajaran agamanya, hendaknya berawal dari diri sendiri dalam menyikapi terpaan
perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Pergunakanlah
manfaat postifnya apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi
itu bisa bermanfaat dalam kehidupan umat Islam. Dan Jauhilah atau buanglah hal negatifnya
apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi itu
cenderung bersifat menjerumuskan kedalam kebathilan. Dikarenakan agama Islam
tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti
terhadap barang-barang produk teknologi baik di masa lampau atau masa sekarang,
maupun di waktu yg akan datang. Demikian pula dengan ajaran Islam, yang
tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan
lurus, serta analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam
menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang
disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu
sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yg hukumnya haram, kecuali jika
terdapat nash atau dalil yang tegas untuk menjelaskannya.
sumber gambar: adorable-islam.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar